DokterSehat.Com– Warganet dihebohkan dengan video yang menunjukkan tikus yang berkeliaran di makanan-makanan yang dijajakan di sebuah warteg. Terlihat tikus bahkan memakan oseng-oseng sayur, kol, serta tempe. Kebanyakan warganet yang melihatnya merasa jijik dan mengaku tidak mau lagi makan di warteg yang terlihat tidak higienis. Sebenarnya, apa bahaya makanan yang digigit tikus?
Viral Makanan Warteg Dimakan Tikus
Tikus dikenal luas sebagai hewan yang jorok. Karena ukuran tubuhnya yang mungil dan daya jelajahnya yang luas, tikus bisa saja masuk ke tempat-tempat yang kotor seperti got, tempat sampah, dan berbagai tempat kotor lainnya.
Jika sampai makanan yang kita konsumsi sampai tersentuh atau bahkan dimakan oleh tikus, bisa jadi berbagai macam bakteri, virus, atau parasit yang menempel di tubuh tikus akan berpindah ke makanan tersebut. Singkat kata, makanan ini sudah tercemar bibit penyakit!
Selain itu, tikus termasuk dalam hewan dengan ordo rodentia. Hal ini berarti, hewan ini memang bisa menularkan penyakit. Sebagai contoh, kita bisa saja tertular diare, muntah-muntah, hingga leptospirosis.
Masalahnya adalah, penyakit-penyakit ini tidak bisa disepelekan dan bisa saja memicu masalah kesehatan yang lebih serius seperti rusaknya organ ginjal, hingga meradangnya beberapa organ dalam tubuh seperti pankreas, hati, paru-paru, hingga otak.
Penyakit yang Bisa Disebabkan oleh Tikus
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tikus bisa membawa bibit penyakit yang berbahaya. Jika sampai kita mengonsumsi makanan yang sudah terpapar tikus, maka risiko untuk terkena penyakit pun akan meningkat.
Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang bisa muncul akibat paparan tikus.
Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)
Penyakit ini baru ditemukan pada tahun 1993 silam. Penyebabnya adalah jika kita menghirup partikel yang berasal dari urine, kotoran, hingga air liur dari tikus. Jika kita menyentuhnya atau memakan makanan yang sudah terpapar tikus ini, risiko terkena HPS juga akan meningkat.
Penderita penyakit ini akan mengalami gejala layaknya demam tinggi, sakit kepala, muntah-muntah, nyeri perut, hingga diare parah. Jika tak ditangani dengan baik, bisa jadi akan berlanjut dengan gangguan pernapasan akibat menumpuknya cairan di dalam paru-paru.
Pes
Penyakit pes disebabkan oleh bakteri berjenis yersina pestisia yang dibawa oleh tikus, tepatnya kutu yang ada di dalam hewan pengerat ini. Penyakit ini cenderung sering terjadi di lingkungan yang kumuh atau sangat padat.
Awalnya, pes akan menyebabkan gejala berupa membengkaknya kelenjar getah bening di bagian leher, ketiak, atau selangkangan. Jika tak kunjung ditangani, penyakit ini bisa memicu radang selaput otak atau meningitis yang berpotensi mematikan.
Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri yang dibawa oleh tikus. Bakteri-bakteri ini masuk melalui luka terbuka. Selain itu, jika kita berada di lingkungan yang kotor atau terkena air banjir, bakteri ini juga bisa menginfeksi.
Masalahnya adalah penyakit ini bisa memicu gangguan ginjal, masalah pernapasan, hingga radang selaput otak yang bisa mematikan.
Rat bite fever
Penyakit ini dipicu oleh gigitan dari tikus yang membuat bakteri spirillum minus masuk ke dalam tubuh. Gejala dari infeksi bakteri ini adalah demam tinggi, nyeri pada otot dan persendian, sakit kepala, dan muntah-muntah. Selain gigitan tikus, makanan yang sudah terkontaminasi tikus juga bisa memicu penyakit ini.
Lymphocytic chorio meningitis
Penyakit ini dipicu oleh viruss berjenis choriomeningitis limfositik yang memang bisa ditemukan di hewan pengerat seperti tikus. Paparan air liur atau urine dari tikus pada makanan yang kita konsumsi bisa menjadi pemicunya.
0 comments: